Senin, 16 September 2013

PENATALAKSANAAN OSTEOARTHRITIS(OA)
PERSENDIAN

PENGERTIAN OSTEOARTHRITIS
Keluhan dan gangguan daripada tulang dan sendi pada penderita yang digolongkan dalam usia lanjut, merupakan suatu hal yang lumrah dan alami.
Hal yang disebabkan oleh karena terjadinya proses degenerasi daripada struktur jaringan baik yang terdapat didalam sendi ataupun pada tulangnya sendiri, yang diakibatkan bertambahnya usia seseorang.
Keluhan atau gangguan tersebut umumnya merupakan nyeri, perubahan bentuk, pembengkakan, kekakuan ataupun terbatasnya ruang lingkup gerak sendi.
Didalam dunia kedokteran maka proses semacam ini digolongkan dalam suatu penyakit yang disebut osteoarthrosis atau osteoarthritis atau degenerative joint disease atau banyak nama-nama lain yang pernah diajukan oleh beberapa sarjana.
Namun yang sebenarnya bahwa penyakit osteoarthrosis bukanlan semata oleh karena faktor degenerasi akibat proses penuaan, tetapi melainkan suatu keadaan akhir dari suatu proses kerusakan tulang dan sendi yang disebabkan oleh banyak factor risiko dan salah satu risiko yang besar adalah proses penuaan.
Dalam proses penuaan ini sebenarnya hampir dapat disamakan dengan proses keausan pada suatu alat mesin yang dipakai secara terus menerus, dan bergantung pula besarnya tekanan biomekanik yang terjadi didalam sendi seseorang.
Selain itu proses kemunduran fungsi saraf dalam kaitannya dengan proses penuaan mengakibatkan menurunya reflek, menurunya kondisi saraf, dan itu semua mengakibatkan memudahkan atau menambah beratnya terjadinya gangguan sendi pada manula.
Oleh sebab itu sebenarnya istilah judul makalah ini adalah tidak tepat, karena proses penuaan sendiri tidak dapat ditanggulangi, namun kita dapat menanggulangi proses  osteoarthrosis yang hampir selalu seiring dengan proses penuaan (aging process).
Didalam makalah ini perlu kita bedakan perubahan didalam tulang dan perubahan didalam sendi, yang masing-masing mempunyai bentuk kelainan tersendiri. Oleh karena itu dibawah ini akan dibahas hanyalah gangguan pada sendi yang diakibatkan oleh karena terjadinya proses penuaan pada seorang manula.

Klasifikasi & Epidemiologi
Sebelum kita beranjak dalam pembicaraan tentang penanggulangan proses penuaan sendi maka perlu diketahui tentang klasifikasi dari pada penyakit yang digolongkan osteoarthrosis, yaitu pembagian yang diajukan oleh MANKIN, H.J. dkk. th. 1986.
  1. Idiopatik (yang tidak diketahui penyababnya):
  2.  Terlokalisir/ Localized
    1. Tangan (Nodus Hebedeen & Bouchard, erosive OA).
    2. Kaki (miss.Hallux Valgus, Hallux rigidus)
    3. Lutut (Patellofemoral, Medial atau Lateral compartment)
    4. Panggul
    5. Tulang Belakang
    6. Lain-lain
  3. Tersebar/Generalized (GOA).
  4. Sekunder/Secondary.
  5. Trauma (akut/kronik)
  6. Kelainan Kongenital/Bawaan.
    1. Faktor Mekanik
    2. Penyakit terlokalisir/Localized disease mis. Perthes Congenital Dislocation of the Hip, Slipped Capital Femoral Epiphysis.
    3. Displasia Tulang
  7. Metabolik
mis.Gout, Ochronosis, Ca-pyrofosfat.
  1. Endokrin
mis.Obesitas, Diabetes Mellitus.
  1. Kelainan tulang dan sendi yang lain.
mis.Infeksi, Charcot’s arthropathy, Rheumatoid arthritis, osteonecrosis.
  1. Penyakit tertentu
mis. Penyakit Kashin Beck, Mseleni.
Prevalensi dari pada penyakit osteoarthrosis sangat bervariasi pada kelompok-kelompok populasi, namun diperkirakan bahwa prosentasi tinggi didapatkan pada kelompok populasi diatas umur 50 tahun keatas. Dikatakan bahwa hampir  50%  dari manusia yang berumur mendekati 60 tahun akan mengalami gejala klinis, sedangkan akan mencapai 70% pada usia-usia melewati 75 tahun.
Mikkelsen dkk. menunjukkan bahwa secara radiologic didapatkan osteoarthrosis pada 90% wanita dan 80% pria diusia 65 tahun.
Namun untuk menentukan insidens secara klinis adalah sangat sulitsama halnya dengan untuk menentukan hubungan antara perubahan anatomi dengan gejala klinis.
Di Amerika Serikat diperkirakan 60 juta penduduk menderita osteoarthrosis, dari jumlah penduduk yang mengajukan pension oleh karena osteoarthrosis hampir mencapai 5%, dan ini hampir sama dengan jumlah yang diakibatkan gangguan jantung.

Anatomi dan Patologi
Seperti diketahui bahwasanya sendi adalah suatu hubungan antara dua tulang atau lebih, dimana permukaan hubungan masing-masing tulang tersebut dilapisi oleh lapisan tulang rawan sendi.
Selain itu sendi dibungkus oleh suatu jaringan ikat yang lazim disebut kapsul sendi, dimana disebelah dalam kapsul ini, sendi dilapisi oleh sebuah selaput membrane yang disebut lapisan synovial. Lapisan synovial ini memproduksi cairan sendi yang berfungsi selain sebagai pelicin memberikan tekanan terhadap tulang rawan sendi. Diluar kapsel sendi terdapat pula serabut-serabut jaringan ikat yang memperkuat hubungan kedua tulang tersebut dengan tujuan agar stabilitas sendi tersebut dapat dipertahankan, dan jaringan ikat ini hanya lazim disebut legamen. Pada sendi-sendi tertentu maka ligament didapatkan pula tidak hanya diluar kapsel namun juga terdapat didalam sendi itu sendiri.
Pada keadaan terjadinya osteoarthrosis, maka terdapat perubahan morfologik daripada struktur jaringan yang disebutkan diatas tadi merupakan perubahan yang timbul pada lapisan tulang rawan sendi, lapisan synovia tulang keras dibawah lapisan tulang rawan (subchondral bone), peningkatan produksi cairan synovia dan sebagainya.
Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa terkikisnya dan menipisnya lapisan tulang rawan sendi, mengerasnya (sclerosis) tulang dibawah lapisan tulang rawan, (subkondral), terbentuknya tonjolan-tonjolan tulang yang dilapisi tulang rawan dibagian tepi dari sendi (osteofit), terbentuknya kista pada tulang subkondral menebalnya lapisan synovial akibat peradangan dan menggesernya jaringan ikal kapsel sendi dan lain sebagainya.
Akibat daripada itu semua akan terjadi perubahan bentuk daripada sendi, yaitu selain dan membengkak dan membesar juga gangguan gerak berupa kekakuan dan terbatasnya ruang lingkup gerak sendi.

Tujuan dan Metoda Tatalaksana:
Seperti diketahui bahwa proses penuaan adalah proses alami, dan maerupakan suatu kodrat yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu hal tersebut perlu dipahami oleh setiap penderita maupun para dokter yang merawatnya.
Namun seperti yang saya sebutkan pada bab diatas bahwa prose penuaan adalah merupakan salah satu factor risiko yang menunjang terjadinya penyakit Osteoarthrosis, dan hal ini yang menimbulkan keluhan penderita. Jadi sekali lagi bahwasanya kita tidak dapat menghindari terjadinya factor risiko proses penuaan, namun kita dapat bertujuan untuk memperkecil adanya factor-faktor risiko yang lain.
Tujuan daripada penanggulangan proses osteoarthrosis adalah:
  1. Memberikan pengertian dan meyakinkan penderita tentang keadaan sebenarnya daripada penyakit yang dideritanya. Bahwasanya pengaruh usia mempunyai peranan penting dalam hal ini, oleh karena itu janganlah penderita mengharapkan penyembuhan seperti halnya penyakit lain bisa kembali sediakala. Namun perlu diketengahkan bahwa penyakit yang dideritanya bukanlah yang tidak dapat disembuhkan dan membahayakan hidupnya.
  2. Memberikan bantuan moril dan penerangan kepada penderita tentang cara hidup yang sesuai dengan keluhan yang dideritanya terutama tentang cara-cara aktivitas hidup, misalnya menurunkan kegiatan yang memberikan beban berlebihan terhadap penggunaan sendi terutama sendi penyanggah tubuh.
  3. Menurunkan keluhan nyeri, yang merupakan keluhan utama pada umumnya penderita osteoarthrosis. Penurunan keluhan nyeri ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dengan pemberian obat-obatan, penggunaan alat-alat fisioterapi , baik ortotik, diatermi ataupun yang lainnya, mengurangi aktivitas yang berlebihan dan sebagainya.
  4. Salah satu penyebab dari pada nyeri dan gangguan fungsi hilang timbulnya proses radang pada lapisan synovia. Maka salah satu tujuan penanggulangannya adalah cara menghilangkan proses radang yang ada, dengan memberikan obat-obatan anti radang, menghilangkan factor penyebab timbulnya (predisposing faktor) dari pada radang misalnya mengkoreksi deformitas yang ada, membersihkan kotoran (detritus) dalam rongga sendi, dan kalau perlu melakukan pengambilan sebagian lapisan synovial (partial synovectomy).
  5. Mempertahankan fungsi sendi dengan mencegah kekakuan, memelihara ruang lingkup gerak serta stabilitas sendi yaitu dengan alat fisioterapi dan dengan alat bantu, dan bilamana perlu dengan koreksi secara operasi untuk mencegah deformitas lebih lanjut.
  6. Mengkoreksi deformitas yang ada, merupakan suatu tindakan yang penting untuk mencegah lebih parahnya proses yang berlangsung. Hal ini lebih diutamakan pada sendi yang menyanggah berat badan oleh karena sendi tersebut akan secara terus menerus mendapatkan beban badan, sehingga secara biomekanik maka tekanan berlebih pada sisi yang tertentu akan memperberat proses “terkikisnya” permukaan sendi.
  7. Meningkatkan fungsi sendi adalah terutama ditujukan pada sendi yang karena akibat proses ostheoarthrosis lanjut sudah mengalami  penurunan fungsi. Peningkatan fungsi sendi yang merupakan engsel penggerak dan penyanggah badan, umumnya dilakukan dengan cara tindakan operasi, mulai dari yang ringan sederhana sampai pada tindakan operasi yang canggih.
  8. Rehabilitasi sendi yang telah atau yang sedang dalam pengobatan adalah penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk mencapai tujuan diatas banyak metoda dan cara yang lazim digunakan oleh para ahli didalam menanggulangi proses osteoarthrosis, pada penderita yaitu antara lain:
  1. Penerangan dan Pendidikan pada Penderita:
Memberikan perhatian kepada factor-faktor bebean berlebihan terhadap sendi, dan melindungi sendi dari stress/trauma, perlu ditekankan pada penderita.
Sebagai gambaran, penderita dengan lutut berbentuk O  atau X, akan menyebabkan beban berlebihan pada satu sisi permukaan sendi, apalagi ditambah dengan factor kegemukan, olahraga dilapangan berlebihan, kelemahan otot, akan memperberat proses osteoarthrosis lutut.
Postur tubuh yang salah, terlalu menonjolnya isi perut kedepan, akan memberikan beban pada sendi-sendi ruas tulang belakang, akan menimbulkan masalah pada tulang pinggang. Hal ini dapat dikoreksi dengan menganjurkan untuk olahraga pelangsingan perut.
Pada penderita dengan osteoarthrosis pada sendi ruas tangan tidak dianjurkan untuk melakukan pekerjaan yang lebih banyak memakai kerajinan tangan seperti halnya menenun, menjahit.
Penderita dengan gangguan osteoarthrosis sendi-sendi penyanggah badan dianjurkan untuk melaksanakan diet untuk mengurangi berat badan.
Selain itu obesitas mempunyai kaitan langsung dengan terjadinya osteoarthrosis secara hormonal
  1. Pemberian Obat-Obatan:
Obat-obatan sering dipakai oleh para dokter untuk menghilangkan keluhan pada penderita osteoarthrosis terutama keluhan nyeri.
Namun hingga saat ini para ahli melihat bahwa obat-obatan yang dipergunakan saat ini masih bersifat simtomatik saja, artinya proses kerusakan tulang rawan yang terjadi didalamnya tidak terpengaruhi oleh obat tersebut, kecuali tampak adanya penurunan dari proses peradangan yang terjadi pada synovia.
Beberapa macam golongan obat yang lazim dipakai antara lain:
-          Golongan analgesic atau penghilang rasa nyeri.
-          Golongan anti radang/inflamasi.
Obat ini masih controversial apakah merupakan pelindung tulang rawan sendi atau tidak.
Secara in vivo ini belum terbukti adanya perbaikan pada tulang rawan sendi.
-          Golongan glucocorticoid.
Sebenarnya golongan obat ini bukan merupakan indikasi pemberian secara sistematik pada penderita osteoarthrosis oleh karena keuntungan yang didapat kurang dibandingkan dengan dampak samping yang ditimbulkan.
-          Golongan obat peregang metabolisme tulang rawan.
Obat-obatan ini masih didalam penelitian.
  1. Fisioterapi dan penggunaan alat Ortotik:
Penggunaan fisioterapi dalam penanggulangan proses osteoarthrosis adalah lazim dipakai yaitu dengan cara melatih gerakkan sendi, melatih meguatkan otot penyanggah sendi, melakukan pemanasan akan mengurangi keluhan.
Pemakaian ortotik dilakukan untuk membantu stabilitas sendi dari luar, dan juga berfungsi immobilisasi sementara. Hal ini dilakukan terutama pada fase nyeri akut dan yang kemudian dilanjutkan dengan fisioterapi menguatkan otot penguat sendi.
  1. Operasi:
Tindakkan operasi umumnya dilakuakan pada penderita dengan keluhan yang sangat ataupun pada penderita dengan kelainan bentuk yang dapat merupakan factor yang meberatkan proses.
Oleh karena itu tindakan operasi bertujuan :
  1. Sebagai pencegahan:
Misalnya penderita dengan deformatis lutut baik berupa O atau X yang sangat dengan keluhan sedang merupakan indikasi untuk mengoreksi bentuk sendi dalam mencegah memberatnya proses yang akan berlangsung
  1. Sebagai Pengobatan:
Beberapa macam operasi yang dikenal antara lain yaitu:
-   Debridement atau membersihkan sendi dari serpihan tulang rawan, partial synovectomy,  pencucian/lavage, baik secara terbuka ataupun arthroskopi.
-   Asteotomi atau operasi megoreksi deformitas sendi.
-   Arthrodesis atau mengkakukan sendi, terutama bagi penderita pekerja berat 
-   Operasi jaringan lunak, untuk mengurangi ketegangan jaringan/stress didalam sendi.
-   Total Joint Arthroplasty operasi pengganti lapisan tulang rawan dengan prosthesis.
Transplantasi tulang rawan masih dalam proses penelitian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar