Tugas dr
Noorsaid Masadi,Sp.KK
Nama :
Personaldi
NIM :
0808121327
1.
Komposisi
Salap 2-4?
Komposisi salap 2-4 adalah:
-
asam salisilat
2%
-
sulfur
presipitatum 4%
2.
Reaksi
setelah suntikan penisilin?
Reaksi setelah penyuntikan
sifilis sekunder ini dinamakan Jarisch-Herxheimer terjadi beberapa jam setelah
dilakukan penyuntikan pertama pada terapi sifilis sekunder.
Gejala yang ditemukan
adalah:
-
Menggigil
-
Febris
-
Cephalgia
-
Atralgia
-
Mialgia
-
Lesi menjadi
jelas, bengkak dan mengkilat
Reaksi
ini berlangsung hingga beberapa jam, dan dapat dikurangi dengan pemberian
aspirin. Ruam akan menghilang slama 48 jam hingga 14 hari pasca suntikan, dan
gejala ini tidak akan berulang pada penyuntikan yang kedua kalinya.
3.
Pengobatan Gonore
komplikata dan non-komplikata?
Menurut hasil LOKAKARYA
NASIONAL PEMBERANTASAN PENYAKIT KELAMIN yang kedua di Bandung, Juli 1978,
yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, pengobatan Gonore dilakukan dengan
Penisilin G prokain dalam aqua 2,4 juta
dosis tunggal, satu jam sebelumnya
diberi probenesida 1 gram per oral.
Bagi penderita yang alergi penisilin, diberikan
tetrasilin HCl, dengan 8 gr selama empat hari atau minosiklin dosis tunggal
300mg. Pada saat ini, sebaiknya pengobatan gonore, disesuaikan dengan keadaan
klinis penderita. Dalam pengobatan Gonore, kita harus membedakan :
1). GONORE TANPA
KOMPLIKASI ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk diberikan:
a. Penisilin G prokain dalam aqua 2,4
juta unit IM
b. Tiamfenikol 4 x 500 mg selama 5 hari
per oral
c. Ampisilin
3,5 g dosis tunggal per oral atau ampisilin 4x500 mg selama 5
hari per oral
d. Spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal
e. Kanamisin 2 gr IM dosis tunggal
2). GONORE DENGAN
KOMPLIKASI, pengobatannya harus lebih intensif, alternatif :
a. Penisilin G prokain dalam aqua 4,8 juta unit IM sampai pada perbaikan lalu dilanjutkan dengan ampisilin
4 x 500 mg selama 10 hari per oral.
b. Tiamfenikol 4 x 500 mg
selama 14 hari per oral
c. Tetrasiklin HCl 4 x 500 mg selama 14 hari per oral
Penatalaksanaan
Uretritis Gonore ini juga bergantung pada insiden galur Neisseria gonorrhoeae
Penghasil Penisilase (NGPP). Akan tetapi bila kita melihat laporan Centers for Disease Control (C.D.C)
pada tahun 1989, pola penatalaksanaan uretritis Gonore mengalami beberapa
perubahan yang disebabkan oleh :
1. Tingginya
insidensi infeksi chlamydia dan gonore bersamaan dengan gonore (25 - 50%)
2. Tingginya
insidensi infeksi Chlamydia dan gonore disertai komplikasi
3. Kesukaran
teknik pemeriksaan Chlamydia
4. Makin
banyaknya laporan galur gonore yang resisten terhadap tetrasiklin
5. Makin
tingginya laporan galur NGPP
|
(Daerah dengan Insidensi NGPP tinggi)
Uretritis GO :
|
(Daerah dengan insidensi NGPP rendah)
|
|
Seftriakson 250 mg IM, atau
Spektinomisin 2 gr IM, atau
Siprofloksasin 500 mg, oral
+
Doksisilin 2 x 100 mg, selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg, selama 7 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
|
Penisilin procain in aqua 4,8 juta unit atau
Ampisilin 3,5 gr, atau
Amoksisilin 3 gr
+
Doksisilin 2 x 100 mg, selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg, selama 7 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
|
REKOMENDASI CENTERS
FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION (CDC), 2007 DALAM PENGOBATAN GONORE
Center
for Disease Control and Prevention (CDC), 2007 merekomendasikan
pengobatan infeksi gonokokus tanpa
komplikasi sebagai berikut :
-
Ceftriaxone 125 mg IM, dosis tunggal
-
Cefixime 400 mg oral, dosis tunggal
4.
Pengobatan ulkus
mole?
Sistemik:
-
Sulfonamida
Sulfatiazol, Sulfadiazin, fadimidin diberikan dengan
dosis pertama 2-4 gr dilanjutkan 1 gr setiap 4 jam hingga sembuh (10-14 hari)
Kotrimoksazol Tab (Sulfametoksazol 400 mg dengan
trimetoprim 80 mg) diberikan 2x2 tab selama 10 hari atau 2x4 tab selama 2hari
lebih efektif
-
Streptomisin
Disuntikan 1gr setiap hari selama 7-14 hari.
-
Tetrasiklin
dan oksitetrasiklin
Dosis 4x500 mg/hari selama 10-20 hari (antibiotik
golongan ini menutupi gejala sifilis stad.I)
-
Eritromisin (4x500 mg/hari selama seminggu)
-
Kuinolon: Ofloksasin (dosis tunggal 400 mg)
Topikal:
-
Lesi dini yang kecil dapat
dibersihkan
dengan NaCl fisiologis.
-
Jangan diberikan
antiseptik karena mengganggu pemeriksaan mikroskopik terutama untuk diagnosis sifilis stadium I.
5.
Jumlah sel
PMN yang ditemukan pada Uretritis Non Spesifik pada pria dan Infeksi Genitalia
Non Spesifik pada wanita?
-
Pada uretritis
non spesifik ditemukan sel PMN > 5 per Lapangan Pandang Besar (LPB) dengan
tidak ditemukannya diplococcus gram negatif baik intraseluler maupun
ekstraseluler.
-
Pada infeksi
genitalia non spesifik ditemukannya sel PMN > 30 per Lapangan Pandang Besar
(LPB) serta tidak ditemukannya diplococcus gram negatif baik intraseluler
maupun ekstraseluler pada sediaan apusan sekret vagina.
6.
Jumlah sel
PMN yang ditemukan pada Gonore?
Pemeriksaan gram pada gonore
dengan mengambil sediaan apusan dari eksudat yang kemudian dilakukan pewarnaan
gram. Positif jika ditemukan sel PMN > 5 sel.
7.
Penilaian VDRL, PDHA
serta titernya
pada kondiloma
akuminata?
8.
Penisilin
G-Prokain serta cara pemakaiannya?
Tugas dr Dwi Astuti Candrakirana,
Sp.KK
Nama : Personaldi
NIM : 0808121327
1.
Sepuluh cara pemeriksan pada skabies
1.
Kerokan kulit
Papul
atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu
dilakukan kerokan dengan meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk
mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas
objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.
2.
Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan
terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam terowongan yang utuh
dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila
positif, Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan
transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
3.
Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Identifikasi
terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta hitam.
Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah
tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan
lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan.
Tes dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis
menyerupai bentuk zigzag.
4.
Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Diagnosis
pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik.
Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian
dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau
dan berhati-hati dalam melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut
diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian
diperiksa dibawah mikroskop.
5.
Biopsi eksisional dengan pewarnaan HE.
Caranya:
jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa
dengan mikroskop cahaya
6.
Uji tetrasiklin
Pada
lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah
dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin
tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(13)
7.
Congkel papul
Congkel papul, hasilnya letakkan di objek glass, dan
tutup dengan deck glass. Periksa dengan mikroskop cahaya.
8.
Kuretase terowongan
Kuretase
dilakukan secara superficial sepanjang sumbu terowongan atau puncak papul.
Hasil kuret diletakkan pada object glass dan ditetesi minyak mineral lalu
diperiksa dengan mikroskop.
9.
Apusan kulit dengan selotip
Kulit
dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat.
Selotip dilekatkan pada gelas objek kemudian diperiksa dengan mikroskop.
10. Histopatologi
Gambaran
histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak pada stratum korneum, dan
hanya ujung terowongan tempat tungau betina berada terletak diirisan dermis.
Pemeriksaan histopatologik tidak mempunyai nilai diagnostic kecuali bila pada
pemeriksaan tersebut ditemukan tungau atau telurnya. Daerah yang berisi tungau
menunjukkan sejumlah eosinofil dan sulit dibedakan dengan reaksi gigitan
artropoda lainnya misalnya gigitan nyamuk atau kutu busuk.