Senin, 16 September 2013



Tugas dr Noorsaid Masadi,Sp.KK
Nama : Personaldi
NIM : 0808121327

1.      Komposisi Salap 2-4?
 Komposisi salap 2-4 adalah:
-                asam salisilat 2%
-                sulfur presipitatum 4%

2.      Reaksi setelah suntikan penisilin?
Reaksi setelah penyuntikan sifilis sekunder ini dinamakan Jarisch-Herxheimer terjadi beberapa jam setelah dilakukan penyuntikan pertama pada terapi sifilis sekunder.
Gejala yang ditemukan adalah:
-        Menggigil
-        Febris
-        Cephalgia
-        Atralgia
-        Mialgia
-        Lesi menjadi jelas, bengkak dan mengkilat
Reaksi ini berlangsung hingga beberapa jam, dan dapat dikurangi dengan pemberian aspirin. Ruam akan menghilang slama 48 jam hingga 14 hari pasca suntikan, dan gejala ini tidak akan berulang pada penyuntikan yang kedua kalinya.

3.      Pengobatan Gonore komplikata dan non-komplikata?

Menurut hasil LOKAKARYA NASIONAL PEMBERANTASAN PENYAKIT KELAMIN yang kedua di Bandung, Juli 1978, yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, pengobatan Gonore dilakukan dengan Penisilin G prokain dalam aqua 2,4 juta dosis tunggal, satu jam sebelumnya diberi probenesida 1 gram per oral.
Bagi penderita yang alergi penisilin, diberikan tetrasilin HCl, dengan 8 gr selama empat hari atau minosiklin dosis tunggal 300mg. Pada saat ini, sebaiknya pengobatan gonore, disesuaikan dengan keadaan klinis penderita. Dalam pengobatan Gonore, kita harus membedakan :
1). GONORE TANPA KOMPLIKASI ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk diberikan:
a. Penisilin G prokain dalam aqua 2,4 juta unit IM
b. Tiamfenikol 4 x 500 mg selama 5 hari per oral
c.  Ampisilin 3,5 g dosis tunggal per oral atau ampisilin 4x500 mg selama 5 hari   per oral
d. Spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal
e. Kanamisin 2 gr IM dosis tunggal

2). GONORE DENGAN KOMPLIKASI, pengobatannya harus lebih intensif, alternatif :
a.       Penisilin G prokain dalam aqua 4,8 juta unit IM sampai pada perbaikan lalu dilanjutkan dengan ampisilin 4 x 500 mg selama 10 hari per oral.
b.      Tiamfenikol 4 x 500 mg selama 14 hari per oral
c.       Tetrasiklin HCl 4 x 500 mg selama 14 hari per oral

Penatalaksanaan Uretritis Gonore ini juga bergantung pada insiden galur Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilase (NGPP). Akan tetapi bila kita melihat laporan Centers for Disease Control (C.D.C) pada tahun 1989, pola penatalaksanaan uretritis Gonore mengalami beberapa perubahan yang disebabkan oleh :
1. Tingginya insidensi infeksi chlamydia dan gonore bersamaan dengan gonore (25 - 50%)
2. Tingginya insidensi infeksi Chlamydia dan gonore disertai komplikasi
3. Kesukaran teknik pemeriksaan Chlamydia
4. Makin banyaknya laporan galur gonore yang resisten terhadap tetrasiklin
5. Makin tingginya laporan galur NGPP

(Daerah dengan Insidensi NGPP tinggi)
Uretritis GO :
(Daerah dengan insidensi NGPP rendah)
Seftriakson 250 mg IM, atau
Spektinomisin 2 gr IM, atau
Siprofloksasin 500 mg, oral
                                      +
Doksisilin 2 x 100 mg, selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg, selama 7 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
Penisilin procain in aqua 4,8 juta unit atau
Ampisilin 3,5 gr, atau
Amoksisilin 3 gr
                                      +
Doksisilin 2 x 100 mg, selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg, selama 7 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari


REKOMENDASI CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION (CDC), 2007 DALAM PENGOBATAN GONORE
            Center for Disease Control and Prevention (CDC), 2007 merekomendasikan pengobatan infeksi gonokokus tanpa komplikasi sebagai berikut :
-        Ceftriaxone 125 mg IM, dosis tunggal
-        Cefixime 400 mg oral, dosis tunggal

4.      Pengobatan ulkus mole?

Sistemik:
-        Sulfonamida
Sulfatiazol, Sulfadiazin, fadimidin diberikan dengan dosis pertama 2-4 gr dilanjutkan 1 gr setiap 4 jam hingga sembuh (10-14 hari)
Kotrimoksazol Tab (Sulfametoksazol 400 mg dengan trimetoprim 80 mg) diberikan 2x2 tab selama 10 hari atau 2x4 tab selama 2hari lebih efektif
-        Streptomisin
Disuntikan 1gr setiap hari selama 7-14 hari.
-        Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Dosis 4x500 mg/hari selama 10-20 hari (antibiotik golongan ini menutupi gejala sifilis stad.I)
-        Eritromisin (4x500 mg/hari selama seminggu)
-        Kuinolon: Ofloksasin (dosis tunggal 400 mg)
Topikal:
-        Lesi dini yang kecil dapat dibersihkan dengan NaCl fisiologis.
-        Jangan diberikan antiseptik karena mengganggu pemeriksaan mikroskopik terutama  untuk diagnosis sifilis stadium I.

5.      Jumlah sel PMN yang ditemukan pada Uretritis Non Spesifik pada pria dan Infeksi Genitalia Non Spesifik pada wanita?

-          Pada uretritis non spesifik ditemukan sel PMN > 5 per Lapangan Pandang Besar (LPB) dengan tidak ditemukannya diplococcus gram negatif baik intraseluler maupun ekstraseluler.
-          Pada infeksi genitalia non spesifik ditemukannya sel PMN > 30 per Lapangan Pandang Besar (LPB) serta tidak ditemukannya diplococcus gram negatif baik intraseluler maupun ekstraseluler pada sediaan apusan sekret vagina.

6.      Jumlah sel PMN yang ditemukan pada Gonore?

Pemeriksaan gram pada gonore dengan mengambil sediaan apusan dari eksudat yang kemudian dilakukan pewarnaan gram. Positif jika ditemukan sel PMN > 5 sel.
7.      Penilaian VDRL, PDHA serta titernya pada kondiloma akuminata?










8.      Penisilin G-Prokain serta cara pemakaiannya?




Tugas dr Dwi Astuti Candrakirana, Sp.KK
Nama : Personaldi
NIM : 0808121327

1.      Sepuluh cara pemeriksan pada skabies
1.        Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.
2.        Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif, Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
3.        Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai bentuk zigzag.
4.        Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.
5.        Biopsi eksisional dengan pewarnaan HE.
Caranya: jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya

6.        Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(13)
7.        Congkel papul
Congkel papul, hasilnya letakkan di objek glass, dan tutup dengan deck glass. Periksa dengan mikroskop cahaya.
8.        Kuretase terowongan
Kuretase dilakukan secara superficial sepanjang sumbu terowongan atau puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada object glass dan ditetesi minyak mineral lalu diperiksa dengan mikroskop.
9.        Apusan kulit dengan selotip
Kulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat. Selotip dilekatkan pada gelas objek kemudian diperiksa dengan mikroskop.
10.    Histopatologi
Gambaran histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak pada stratum korneum, dan hanya ujung terowongan tempat tungau betina berada terletak diirisan dermis. Pemeriksaan histopatologik tidak mempunyai nilai diagnostic kecuali bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan tungau atau telurnya. Daerah yang berisi tungau menunjukkan sejumlah eosinofil dan sulit dibedakan dengan reaksi gigitan artropoda lainnya misalnya gigitan nyamuk atau kutu busuk.





Tugas dr Noorsaid Masadi,Sp.KK
Nama : Personaldi
NIM : 0808121327

1.      Komposisi Salap 2-4?
 Komposisi salap 2-4 adalah:
-                asam salisilat 2%
-                sulfur presipitatum 4%

2.      Reaksi setelah suntikan penisilin?
Reaksi setelah penyuntikan sifilis sekunder ini dinamakan Jarisch-Herxheimer terjadi beberapa jam setelah dilakukan penyuntikan pertama pada terapi sifilis sekunder.
Gejala yang ditemukan adalah:
-        Menggigil
-        Febris
-        Cephalgia
-        Atralgia
-        Mialgia
-        Lesi menjadi jelas, bengkak dan mengkilat
Reaksi ini berlangsung hingga beberapa jam, dan dapat dikurangi dengan pemberian aspirin. Ruam akan menghilang slama 48 jam hingga 14 hari pasca suntikan, dan gejala ini tidak akan berulang pada penyuntikan yang kedua kalinya.

3.      Pengobatan Gonore komplikata dan non-komplikata?

Menurut hasil LOKAKARYA NASIONAL PEMBERANTASAN PENYAKIT KELAMIN yang kedua di Bandung, Juli 1978, yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan, pengobatan Gonore dilakukan dengan Penisilin G prokain dalam aqua 2,4 juta dosis tunggal, satu jam sebelumnya diberi probenesida 1 gram per oral.
Bagi penderita yang alergi penisilin, diberikan tetrasilin HCl, dengan 8 gr selama empat hari atau minosiklin dosis tunggal 300mg. Pada saat ini, sebaiknya pengobatan gonore, disesuaikan dengan keadaan klinis penderita. Dalam pengobatan Gonore, kita harus membedakan :
1). GONORE TANPA KOMPLIKASI ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk diberikan:
a. Penisilin G prokain dalam aqua 2,4 juta unit IM
b. Tiamfenikol 4 x 500 mg selama 5 hari per oral
c.  Ampisilin 3,5 g dosis tunggal per oral atau ampisilin 4x500 mg selama 5 hari   per oral
d. Spektinomisin 2 gr IM dosis tunggal
e. Kanamisin 2 gr IM dosis tunggal

2). GONORE DENGAN KOMPLIKASI, pengobatannya harus lebih intensif, alternatif :
a.       Penisilin G prokain dalam aqua 4,8 juta unit IM sampai pada perbaikan lalu dilanjutkan dengan ampisilin 4 x 500 mg selama 10 hari per oral.
b.      Tiamfenikol 4 x 500 mg selama 14 hari per oral
c.       Tetrasiklin HCl 4 x 500 mg selama 14 hari per oral

Penatalaksanaan Uretritis Gonore ini juga bergantung pada insiden galur Neisseria gonorrhoeae Penghasil Penisilase (NGPP). Akan tetapi bila kita melihat laporan Centers for Disease Control (C.D.C) pada tahun 1989, pola penatalaksanaan uretritis Gonore mengalami beberapa perubahan yang disebabkan oleh :
1. Tingginya insidensi infeksi chlamydia dan gonore bersamaan dengan gonore (25 - 50%)
2. Tingginya insidensi infeksi Chlamydia dan gonore disertai komplikasi
3. Kesukaran teknik pemeriksaan Chlamydia
4. Makin banyaknya laporan galur gonore yang resisten terhadap tetrasiklin
5. Makin tingginya laporan galur NGPP

(Daerah dengan Insidensi NGPP tinggi)
Uretritis GO :
(Daerah dengan insidensi NGPP rendah)
Seftriakson 250 mg IM, atau
Spektinomisin 2 gr IM, atau
Siprofloksasin 500 mg, oral
                                      +
Doksisilin 2 x 100 mg, selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg, selama 7 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
Penisilin procain in aqua 4,8 juta unit atau
Ampisilin 3,5 gr, atau
Amoksisilin 3 gr
                                      +
Doksisilin 2 x 100 mg, selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 4 x 500 mg, selama 7 hari atau
Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari


REKOMENDASI CENTERS FOR DISEASE CONTROL AND PREVENTION (CDC), 2007 DALAM PENGOBATAN GONORE
            Center for Disease Control and Prevention (CDC), 2007 merekomendasikan pengobatan infeksi gonokokus tanpa komplikasi sebagai berikut :
-        Ceftriaxone 125 mg IM, dosis tunggal
-        Cefixime 400 mg oral, dosis tunggal

4.      Pengobatan ulkus mole?

Sistemik:
-        Sulfonamida
Sulfatiazol, Sulfadiazin, fadimidin diberikan dengan dosis pertama 2-4 gr dilanjutkan 1 gr setiap 4 jam hingga sembuh (10-14 hari)
Kotrimoksazol Tab (Sulfametoksazol 400 mg dengan trimetoprim 80 mg) diberikan 2x2 tab selama 10 hari atau 2x4 tab selama 2hari lebih efektif
-        Streptomisin
Disuntikan 1gr setiap hari selama 7-14 hari.
-        Tetrasiklin dan oksitetrasiklin
Dosis 4x500 mg/hari selama 10-20 hari (antibiotik golongan ini menutupi gejala sifilis stad.I)
-        Eritromisin (4x500 mg/hari selama seminggu)
-        Kuinolon: Ofloksasin (dosis tunggal 400 mg)
Topikal:
-        Lesi dini yang kecil dapat dibersihkan dengan NaCl fisiologis.
-        Jangan diberikan antiseptik karena mengganggu pemeriksaan mikroskopik terutama  untuk diagnosis sifilis stadium I.

5.      Jumlah sel PMN yang ditemukan pada Uretritis Non Spesifik pada pria dan Infeksi Genitalia Non Spesifik pada wanita?

-          Pada uretritis non spesifik ditemukan sel PMN > 5 per Lapangan Pandang Besar (LPB) dengan tidak ditemukannya diplococcus gram negatif baik intraseluler maupun ekstraseluler.
-          Pada infeksi genitalia non spesifik ditemukannya sel PMN > 30 per Lapangan Pandang Besar (LPB) serta tidak ditemukannya diplococcus gram negatif baik intraseluler maupun ekstraseluler pada sediaan apusan sekret vagina.

6.      Jumlah sel PMN yang ditemukan pada Gonore?

Pemeriksaan gram pada gonore dengan mengambil sediaan apusan dari eksudat yang kemudian dilakukan pewarnaan gram. Positif jika ditemukan sel PMN > 5 sel.
7.      Penilaian VDRL, PDHA serta titernya pada kondiloma akuminata?










8.      Penisilin G-Prokain serta cara pemakaiannya?




Tugas dr Dwi Astuti Candrakirana, Sp.KK
Nama : Personaldi
NIM : 0808121327

1.      Sepuluh cara pemeriksan pada skabies
1.        Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.
2.        Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif, Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
3.        Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai bentuk zigzag.
4.        Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik. Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop.
5.        Biopsi eksisional dengan pewarnaan HE.
Caranya: jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan mikroskop cahaya

6.        Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(13)
7.        Congkel papul
Congkel papul, hasilnya letakkan di objek glass, dan tutup dengan deck glass. Periksa dengan mikroskop cahaya.
8.        Kuretase terowongan
Kuretase dilakukan secara superficial sepanjang sumbu terowongan atau puncak papul. Hasil kuret diletakkan pada object glass dan ditetesi minyak mineral lalu diperiksa dengan mikroskop.
9.        Apusan kulit dengan selotip
Kulit dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat. Selotip dilekatkan pada gelas objek kemudian diperiksa dengan mikroskop.
10.    Histopatologi
Gambaran histopatologik menunjukkan bahwa terowongan terletak pada stratum korneum, dan hanya ujung terowongan tempat tungau betina berada terletak diirisan dermis. Pemeriksaan histopatologik tidak mempunyai nilai diagnostic kecuali bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan tungau atau telurnya. Daerah yang berisi tungau menunjukkan sejumlah eosinofil dan sulit dibedakan dengan reaksi gigitan artropoda lainnya misalnya gigitan nyamuk atau kutu busuk.